Sayangi CO2!
Lho? CO2 kok disayangi?
“Itu kan gas sisa.”
“Yang bikin lapisan ozon berlubang.”
“Dan bikin bumi ini makin panas!”
Wah wah wah… kasian banget gas yang satu ini, yang sering diingat sisi yang buruk-buruknya saja. Rupanya mereka lupa kalau gas ini adalah gas rumah kaca yang melindungi bumi kita dari gelombang inframerah. Selain itu, karbon dioksida alias CO2 juga berperan penting dalam proses fotosintesis tumbuhan yang menghasilkan cadangan makanan dan oksigen yang bikin udara jadi segar!
Dan ternyata, nggak cuma itu lho …
Di tangan orang Belanda, apapun bisa jadi bermanfaat.
Mari perkenalkan! WarmCO2!
Di jaman dimana industri semakin berkembang seperti sekarang ini, pembuangan limbah dan karbon dioksida pun tentu semakin banyak. Hmm.. Kenapa harus membuang-buang CO2 yang berharga? Apalagi kalau bahan sisa itu bisa diubah menjadi material mentah yang bernilai dan didaur ulang dengan teknologi yang inovatif!
WarmCO2! Telah sukses mengembangkan teknik yang terdepan untuk mendaur-ulang CO2 untuk percocoktanaman di rumah kaca! Yang tidak hanya menjadikan percocoktanaman di rumah kaca lebih murah, tapi juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan!
Ada-ada saja memang triknya The Dutch The Innovation Maker ini. Bukan cuma bahan-bahan sisa yang kelihatan oleh mata yang bisa disulapnya jadi sesuatu yang bermanfaat. Bahan sisa yang wujudnya tidak terlihat seperti CO2 pun mereka sulap jadi suatu inovasi yang suupeerr hasilnya!
Jadi begini ceritanya…
Belanda, sebagai salah satu negara pengekspor hasil cocok tanam terbesar di dunia, punya banyak industri percocoktanaman di rumah kaca, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut greenhouse horticulture. Negeri ini bahkan menjadi yang paling terkemuka di dunia dalam hal greenhouse horiculture ini, yang mencakup area hingga 60 km2. Sejauh ini, belum ada satu pun tempat di dunia ini selain di Belanda yang membudidayakan tanaman di dalam rumah kaca dengan skala yang sebesar di Negeri Bunga Tulip itu. Karena eksistensinya di bidang greenhouse horticulture tersebut, Negeri ini menyadari masalah-masalah terkait dengan greenhouse horticulture. Dimana, masalah utamanya adalah; greenhouse horticulture memakan banyak energi!
Ya,masalah penggunaan energi merupakan tantangan terbesar yang menghadapi teknologi greenhouse horticulture saat ini. Penggunaan cogeneration plant (CHP)atau conventional boiler dirasa sudah tidak memungkinkan karena tingginya harga gas. Sementara biaya yang dihabiskan untuk biaya energi mencapai sekitar 30% dari total biaya pengoperasian. Di samping itu, menggunakan bahan bakar fosil untuk mengoptimalkan suhu di rumah kaca, tentu kurang baik karena kita semua tahu bahwa bahan bakar itu suatu saat nanti akan habis, dan dampaknya terhadap lingkungan pun lebih besar.
Sementara itu, di Zeeuws Vlaanderen, melihat banyaknya industri-industri kimia dan hortikultural, yang jaraknya juga saling berdekatan, dan tentu saja menghasilkan karbon dioksida, terbesitlah suatu ambisi oleh sebuah perusahaan hortikultural bernama Yara untuk memanfaatkan CO2 yang biasanya terbuang dan panas sisa yang akhirnya dingin begitu saja untuk dijadikan sumber energi yang bermanfaat. Dari situ, muncullah apa yang kita sebut WarmCO2! Solusi unik dan bertanggungjawab terhadap lingkungan yang memanfaatkan sisa CO2 murni dan panas sisa dari industri manufaktur sebagai bahan mentah untuk energi di greenhouse horticulture. Teknologi WarmCO2 ini diterapkan di Terneuzen Biopark, di area industri dan pelabuhan Terneuzen.
Cara kerjanya?
Dengan membangun pipa yang digunakan untuk transportasi CO2 dan panas sisa dari pabrik Yara Sluiskil ke zona greenhouse horticulture. Selama proses produksi, Yara menhasilkan CO2 murni dan dapat melakukan perjalanan langsung ke rumah kaca tanpa harus melalui proses lebih lanjut. Seperti yang telah kita ketahui, CO2merupakan faktor pertumbuhan yang penting yang diserap tumbuhan dari udara.
Sementara, digunakan air untuk transportasi panas sisa ke rumah kaca. Air dikirim ke jaringan pipa melalui alat penukar panas pada suhu 89° C. Setelah memanaskan rumah kaca, air kembali lagi melalui alat penukar panas yang sama dan suhunya berubah menjadi 40° C. Proses transportasi panas sisa dengan air ini berlangsung di bawah tanah. Berikut adalah gambaran sistematiknya:
Baik air dari Yara, atau air dari horticulturistever tidak bertemu dalam kontak langsung satu sama lain lain, sehingga mencegah kontaminasi atau pencemaran. Hortikulruris juga tidak usah repot-repot memperhatikan sistem pemanasan rumah kacanya. Komputer iklim akan menunjukan apa yang dibutuhkan dan WarmCO2 akan memastikan kuantitas CO2 dan panas sesuai dengan apa dibutuhkan rumah kaca dan hortikulturis inginkan. Semuanya otomatis!
Dengan proses sederhana yang diakukan oleh WarmCO2 tersebut, para hortikulturalis bisa menghemat biaya energi dan penggunaan bahan bakar fosil sampai dengan 90%! Ini membuat Terneuzen Biopark menjadi area hortikultural yang paling berkelanjutan di Belanda! Yang lebih kerennya lagi, daur ulang yang dilakukan WarmCO2 terhadap CO2, juga mengurangi kadar CO2 sampai dengan 55,000 ton per tahun! Wuiiih….. itu setara dengan pengeluaran CO2 dari 7,500 rumah tangga lho!
Karbon dioksida atau CO2 merupakan salah satu gas yang penting. Namun, keberadaanya yang tidak seimbang akan menimbulkan fenomena alam yang dapat merusak bumi. Telinga kita tentu sudah akrab dengan frasa Global Warming atau pemanasan global yang dampaknya sangat terasa di kehidupan. Dan kelebihan CO2itu sendirilah salah satu penyebabnya.
Alih-alih merasa sebal, marah, atau jengkel dengan kelebihan CO2 yang sebenarnya manusia itu sendiri yang menyebabkannya, orang-orang di Negeri Van Oranje sana justru menyayanginya. Terciptanya WarmCO2 adalah satu bukti bahwa di genggaman The Dutch, apa yang awalnya dianggap buruk dan menyebalkan bisa menjadi sesuatu yang luar biasa menakjubkannya! Semua itu tentu saja karena karakter ‘cinta lingkungan’ mereka yang selalu tertanam dalam diri. Rasa sayang mereka terhadap elemen-elemen kehidupan mendorong mereka untuk tidak bosan-bosannya menciptakan inovasi-inovasi yang manfaatnya sangat besar bagi kehidupan!
So, wahai orang-orang Indonesia yang budiman, sudahkah kalian sayang pada lingkungan dan elemen-elemen kehidupan yang tanpanya, kehidupan nggak akan bisa berlanjut ke generasi selanjutnya kemudian selanjutnya dan selanjutnya? Sudahkah kalian punya keinginan untuk menjadikan mereka lebih berarti sebagaimana yang dilakukan oleh saudara-saudara kita yang di Belanda sana?
Jangan cuma sayang pada pacar, gadget, dan foto-foto selfie-nya saja ya!
Referensi:
Gambar:
Komentar
Posting Komentar