Resume Buku Filsafat Ilmu
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
kata bahasa Arab “al-ilm” berarti
pengetahuan (knowledge), sedangkan kata “ilmu” dalam bahasa indonesia biasanya
merupakan terjemahan science. Karena itu kata science harusnya diterjemahkan
science saja. Maksudnya agar orang yang mengerti bahasa arab tidak bingung
membedakan kata ilmu (sains) dengan kata al-ilm
yang berarti knowladge.
Dalam
mata kuliah filsafat yang didiskusikan tidak hanya pengetahuan sains, tetapi
juga membahas tentang pengetahuan yang “aneh-aneh” sepeti pelet, kebal, santet, saefi, dan lain-lain. Tahuakah kamu apa yang
dimaksud pengetahuan? Pengetahuan adalah apa yang kita ketahui. Menurut
Al-Qur’an bayi yang baru lahir itu belum tahu apa-apa. Berbeda dengan yang
telah memiliki umur 40 tahun pasti pengetahuan yang dia miliki telah banyak. Karena
semkin banyak umur manusia itu semakin banyak pengetahuan yang ia miliki. Dan
dilihat dari segi motif pengetahuan itu diperoleh melalui dua cara, yaitu: pertama dengan cara pengetahuan itu
diperoleh begitu saja, jadi pengetahuan ini didapat tanpa niat, tanpa usaha
tanpa motif, tanpa ingin tahu lantas ia tiba-tiba tahu. Kedua, pengetahuan yang didasari rasa ingin tahu. Pengetahuan ini
biasanya dipeorleh karena ada niat biasanya karena belajar.
Tujuan
perkuliahan filsafat pengetahuan adalah agar kita memahami kapling pengetahuan.
Kenapa kita harus memahami kapling pengetahuan agar kita apat memperlakuakan
masing-masing pengetahuan itu sesuai kaplingnya. Objek penelitiannya adalah
abstrak. Karena objeknya abstrak, maka temuannya juga abstrak. Paradigmanya
adalah paradigma rasional, metodenya adalah metode rasional.Sampai sini kita
telah menganal dua macam pengetahuan, yaitu pertama
pengetahuan sains yang rasional empiris, dan kedua pengetahuan filsafat yang hanya rasional.
LOGIS DAN RASIONAL
Ternyata istilah logis
dan rasional merupakan dua istilah yang sangat populer atau amat sangat
digunakan orang. Baik ia kaum yang terpelajar maupun kaum yang bukan tergolong
terpelajar, digunakan orang kota maupun desa, bahkan anak-anak pun banyak yang
sering menggunakan kedua istilah tersebut.
Kesimpulannya yaitu sesuatu yang rasional ialah sesuatu
yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam. Dan sedangkan yang tidak rasional
ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam. Kebenaran akal diukur dengan hukum alam.
Dan tentang logis. Keberan logis terbagi menjadi dua,
yaitu pertama logis-rasional, seperti
yang sudah dijelasin diatas. Kedua logis-supra-rasional.
Logis supra rasional ialah pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan
argumen, ia tidak diukur dengan hukum alam.
Dan dapat diungkapkan sebagai berikut: yang logis ialah
yang masuk akal, yang logis itu mencakup yang rasional dan supra-rasional, yang
rasionala ialah yang masuk akal dan sesuai dengam hukum alam, yang
supra-rasioanl ialah yang masuk akal sekalipun tidak sesuai dengan hukum alam,
istilah logis boleh digunakan dalam pengertian rasioanal atau dalam pengertian
supra rasional.
BAB II
PENGETAHUAN SAINS
A.
Ontologi Sains
Disini menjelaskan
tentang hakikat dan stuktuk sains. Hakikat sains menjelaskan apa itu sebenarnya
sains. Sedangakan struktur sains yaitu menjelaskan cabang-cabang sains.
1.
Hakikat Pengetahuan Sains
Yang akan dibahas disini adalah masalah
rasional dan empiris. Seperti yang telah dibahas dibab 1 rasional adalah
sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam. Sedangkan emipirs adalah suatu keadaan yang berdasarkan pada kejadian
nyata yang pernah dialami yang didapat melalui penelitian, observasi, maupun
eksperimen.
Pada
dasarnya cara kerja sains adalah kerja mencari hubungan sebab-akibat atau
mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain. Asumsi dasar sains adalah tidak
ada kejadian tanpa sebab (Fred N. Karlinger)
2.
Struktur Sains
Dalam
garis besarnya sains dibagi menjadi dua, yaitu sanins alaman dan sains sosial.
Yang termasuk kedalam sains kealaman yaitu astronomi, fisika, kimia, ilmu bumi,
ilmu hayat. Dan yang termasuk sains sosial adalah sosiologi, antropologi,
psikologi, ekonomi, dan politik. Agar tampak lengkap yang termasuk kedalam
humaniora yaitu, seni, hukum, filsafat, bahasa, agama, sejarah.
B.
Epistemologi Sains
1.
Objek Pengetahuan Sains
Objek
pengetahuan sain (objek-objek yang diteliti sains) ialah semua objek yang
empiris. Menurut Jujun S. Suriasumantri (Filsafat Ilmu: Sebuah pengantar
populer, 1994:105) menyatakan bahwa objek kajian sains hanyalah objek yang
berbeda alam ruang lingkup pengalaman manusia atau pengalaman indera.
2.
Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Humanisme
ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan
alam. Humanisme sudah muncul pada zaman
Yunani lama (Yunani kuno).
Bila
aturan itu dibuat bedasarkan agama atau mitos, maka akan sulit sekali
menghasilkan atiran yang disepakati. Pertama,
mitos tidak mencukupi untuk dijadikan sumber membuat aturan unutk mengatur
manusia. Kedua, mitos itu amat tidak
mencukupi untuk dijadikan sumber membuat aturan untuk mengatur alam.
Rasionalisme
ialah dicari dengan berpikir logis. Diukur dengan akal artinya diuji apakah
temuan itu logis atau tidak. Bila logis, benar, bila tidak, salah. Empirisme ialah paham filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris.Positivisme
mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang
terukur. Terukur ini ialah sumbangan penting positivisme.
3.
Ukuran keberanan pengetahuan sains.
Hipotesis (dalam sains) ialah
pertanyaan yang sudah benar secara logika, tetapi belom ada bukti empirisnya.
Belum atau tidak ada bukti empiris bukanlah merupakan bukti bahwa hipotesis itu
salah. Hipotesis benar, bila logis. Dari sini kita tau kita bahwa kelogisan
sesuatu hipotesis juga teori lebih penting ketimbang bukti empirisnya.
C.
Aksiologi Sains
1.
Kegunaan Pengetahuan Sains
Ada tiga kegunaan teori sains,
yaitu:
a.
Teori sebagai alat eksplanasi
Menurut T. Jacob (manusia,
ilmu dan teknologi, 1993:7-8) sains merupakan suatu sistem eksplanasi yang
dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami masa lampau,
sekarang, serta mengubah masa depan.
b.
Teori sebagai alat peramal
Dalam bahasa kaum ilmuwan
ramalan itu disebut prediksi, untuk mebedakannya dari ramalan dukun. Perbedaan
prediksi dan kontrol ialah prediksi bersifat pasif, tatkala ada kondisi
tertentu. Maka kita dapat membuat prediksi, misalnya akan terjadi hal ini, itu.
Sedangkan kontrol bersifat aktif terhadap sesuatu keadaan, kita membuat
tindakan atau tindakan-tindakan agar terjadi ini, itu.
2.
Cara sains menyelesaikan masalah
Cara ilmuwan menyelesaikan masalah
yaitu dengan cara melakukan langkah-langkah berikut: Pertama, ia mengidentifikasi masalah. Kedua, ia mencari teori teori tentang masalah itu. Ketiga, ia kembali membaca litelatur
lagi.
Demikian biasanya cara ilmuwan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Cara filsafat dan mistis tentu lain lagi.
Langkah baku sains menyelesaikan masalah yaitu, identifikasi masalah, mencari
teori, menetapkan tindakan penyelesaian.
Jangan terlalu meyelesaikan
masalah dengan sains. Ada dua sebab, pertama belum tentu teori sains yang mampu
meyelesaikan masalah yang dihadapi. Teori itu mungkin memadai pada zaman
tertentu dan digunakan untuk menyekesaikan masalah pada zaman lain. Tentu belum
teori itu efektif. Kedua, belum tentu setiap masalah tersedia teori untuk
menyelesaikannya. Masalah selalu berkembang lebih cepat dari pada perkembangan
teori. Ilmu kita ternyata tidak pernah mencukupi untuk menyelesaikannya.
3.
Bonus
Netralitas Sains
Netral biasanya diartikan tidak memihak. Dalam kata sains
netral artinya sains tidak memihak kepada kebaikan dan kejahatan. Itulah
sebabnya istilah sains netral sering diganti dengan sains bebas nilai.
Sedangkan lawannya ialah sains terikat, yaitu terikat nilai.
Krisis Sains Modern
Sains modern ialah empirikal, yaitu sains normal menurut kuhn.
Menurut Tarnas, ada enam hal yang menarik tentang sains modern, pertama postulat dasar sains modern
ialah space, matter, causality dan observation, ternayata semuanya dinyatakan
tidak benar. Kedua, dianutnya
pendapat Kant bahwa yang orang katakan jagat raya, bukanlah jagad raya yang
dikatakan sebenarnya, tetapi jagad raya sebagaimana yang diciptakan oleh
pemikiran manusia. Ketiga,
determinisme Newton kehilangan dasar, orang pindah ke stochatic. Keempat, partikel-partikel sub atomik
terbuka untuk interpretasi spritual. Kelima,
adanya uncertrainty sebagaimana ditemukan oleh Heisenberg. Keenam, kerusakan ekologi dan atmosfir yang menyeluruh yang disebut
Tarnas Planetary ecological crisis.
Pengembangan Ilmu
Secara umum teori adalah pendapat yang beralasan. Karena isi
ilmu itu adalah teori, maka mengembangkan ilmu adalah mengembangkan teorinya.
Ada beberapa kemungkinan dalam mengembangkan teori, pertama menyusun teori baru.
Kedua, menemukan teori baru untuk
mengganti teori lama. Ketiga, merevisi
teori lama. Keempat, membatalkan
teori lama.
BAB III
PENGETAHUAN FILSAFAT
A. ONTOLOGI FILSAFAT
1.
Hakikat pengetahuan
filsafat
Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai jenis
pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya. Bagi segala
sesuatu sebagai akal pikiran belaka.
2.
Struktur filsafat
Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu:ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ketiga cabang itu merupakan satu kesatuan:
·
Ontologi, membicarakan
hakikat (segala sesuatu) ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.
·
Epistemologi cara
memperoleh pengetahuan itu
·
Aksiologi membicarakan
guna pengetahuan itu.
Salah satu filsafat yang masih baru ialah filsafat parennial.
Istilah parennial berasal dari bahasa latin parennis
yang kemudian diadopsi kedalam
bahasa Inggris Parennial yang berarti kekal. Dengan demikian filsafat parennial
adalah filsafat yang dipandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat
hakiki, menyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup yang benar,
yang menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi besar spritualitas manusia.
Etika adalah kumpulan pentunjuk untuk mengektifkan usaha
transformasi diri yang akan memungkinkan untuk mengalami dunia dengan cara
baru. Isi etika adalah bentuk-bentuk kerendah hatian, kedermawanan, ketulusan.
Didalam litelatur filsafat, biasanya babakan sejarah filsafat
dibagi tiga. Pertama, Filsafat Yunani
Kuno yang didominasi Rasionalisme, kedua
Filsafat abad tengah , filsafat abad kegelapan, yang didominasi oleh pemikiran
tokoh Kristen, tiga Filsafat Modern yang didominasi oleh
Rasionalisme.
B. EPISTEMOLOGI FILSAFAT
Empistemologi
filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat, cara memperoleh
pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran.
1.
Objek Filsafat
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya,
yang terdalam. Jika hasil pemikiran itu disusun, maka susunan itulah yang kita
sebut sistematik filsafat. Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek
penelitian sains. Sains hanya meneliti objek yang ada, sedangkan filsafat
meneliti objek yang ada dan mungkin ada. Perlu juga ditegaskan bahwa sains
meneliti objek-objek yang ada dan juga empiris. Sedangkan filsafat meneliti
objek yang ada tetapi abstrak.
2.
Cara Memperoleh Filsafat
Filosof harus membicarakan cara mereka memperoleh pengetahuan
filsafat. Yang menyebabkan kita hormat kepada para filosof antara lain ialah
karena ketelitian mereka sebelum mnecari pengetahuan mereka membicarakan lebih
dahulu cara memperoleh pengetahuan tersebut.
3.
Ukuran Kebenaran Pengetahuan
Filsafat
Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang logis tidak
empiris. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh tidaknya teori itu. Ukuran
logis tidaknya teori itu akan terlihat pada argumen yang menghasilkan
kesimpulan itu. Karena argumen itu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka boleh
nuga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Keberanan
konklusi ditentukan oleh 100% argumen.
C.
AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
1.
Kegunaan pengetahuan
filsafat
Untuk mengetahui
kegunaan filsafat kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga
hal, pertama filsafat sebagai kumpulan dari teori filsafat. Kedua filsafat
sebagai metode pemecahan masalah. Ketiga, filsafat sebagai pandangan hidup.
Kegunaan filsafat itu terbagi dalam:
·
Kegunaan filsafat bagi akidah
Akidah adalah bagian dari
agama islam yang mengatur cara berkeyakina. Pusatnya adalah keyakinan kepada
Tuhan. Karena kedudukan akidah seperti itu maka akidah seorang muslim haruslah
kuat. Dengan kuat akidah akan kuat pula keislamannya secara keseluruhan.
·
Kegunaan filsafat bagai
hukum
Istilah hukum islam sering
rancu, kadang-kadang hukum islam itu diartikan syari’ah kadang juga fiqih. Yang
maksdu disini adalah fiqih.
Butir-butir ketentuan
hukum yang ada dalam fikih pada garis besarnya mencakupi tiga unsur pokok. Pertama, perintah seperti shalat, zakat
dan puasa dan sebagainya. Kedua,
seperti larangan musyrik, zina, dan sebagainya. Ketiga, petunjuk seperti cara shalat, cara puasa, dan sebagainya.
·
Kegunaan Filsafat sebagai
bahasa
Bahasa berfungsi sebagai
alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Kesimpulannya ialah filsafat
sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa. Tanpa peran serta filsafat
kekeliruan dalam bahasa tidak mungkin dapat diperbaiki.
2.
Cara filsafat menyelesaikan
masalah
Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah
secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya
ia ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya
penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
BAB IV
PENGETAHUAN MISTIK
A. ONTOLOGI PENGETAHUAN
MISTIK
1.
Hakikat Pengetahuan Mistik
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Adapun
pengertian mistik dalam agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang
Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan sptritual, bebas dari
ketergantungan dari indra atau rasio.
Didalam Islam, yang termasuk pengetahuan mistik ialah
pengetahuan yang diperoleh melalui jalan tasawuf. Pengetahuan mukasyafah adalah
pengetahuan mistik dalam tasawuf yang diperoleh memang bukan melalui jalan
indra atau jalan rasio. Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang
supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.
2.
Struktur Pengetahuan
Mistik
Dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu mistik
biasa dan mistik magis. Mistik biasa ialah mistik tanpa kekuatan tertentu.
Dalam islam mistik ini adalah mistik tasawuf. Sedangakan mistik magis ialah
mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan
tertentu.
Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan
menjadi tiga. Pertama, mereka yang
memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himah. Itu karena
jiwa mereka telah menyatu dengan setan atau roh jahat. Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan
watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada didalamnya, baik benda angkasa
atau yang ada didalam bumi. Biasanya disebut sebagai jimat yang disimbolkan
dalam benda materil atau rajah. Ketiga,
mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga
menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi kelompok ini disebut
sebagai kelompok pesulap.
B. EPISTEMOLOGI PENGETAHUAN
MISTIK
1.
Objek Pengetahuan Mistik
Yang menjadikan objek pengetahuan mistik ialah objek yang
abstrak supra rasional, sepeti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surga,
neraka, jin, dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui
pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat diapahami oleh rasio,
yaitu objek-objek supranatural, seperti kebal, debus, pelet, penggunan jin, dan
santet.
2.
Cara Memperoleh
Pengetahuan Mistik
Seperti yang diterangkan diatas bahwa pengetahuan mistik tidak
diperoleh melaui indra ataupun rasio. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa.
Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut
juga riyadhah. Dari riyadhah itu manusi memperoleh pencerahan, memperoleh
pengetahuan yang dalam tasawuf disebut ma’rifah.
3.
Ukura Kebenaran
Pengetahuan Mistik
Keberanan sains diukur melalui rasio dan bukti empiris.
Sedangkan pengetahuan mistik diukur melalui bagai ukuran. Bila pengetahuan
mitik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan
demikian.
Satu-satunya tanda pengetahuan itu disebut pengetahuan mistik
ialah kita dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yang ada didalam sesuatu
kejadian mistik
C. AKSIOLOGI PENGETAHUAN
MISTIK
1.
Kegunaan Pengetahuan
Mistik
Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu
banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Kegunaan mistik
ini tergeser oleh produk modern. Agaknya pengetahuan mistik akan terseleksi
sesuai dengan kebutuhan keadaan zaman. Mistik yang dapat membawa pada
ketenangan batin akan bertahan dan semakin dicari orang.
2.
Cara Pengetahuan mistik
Menyelesaikan Masalah
Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui
proses inderawi dan tidak juga melalui proses rasio. Itu berlaku untuk mistik
putih dan mistik hitam.
·
Cara Kerja Mistik Magis Putih
Para ahli hikmah dengan metode kasyf telah
menemukan bahwa didalam agama ada muatan–muatan praktis untuk digunakan dalam
menyelesaikan masalah.
Mereka menyadari bahwa kekuatan Tuhan baik
yang ada dalam diri Nya atau yang ada dalam firman Nya dapat digunakan oleh
manusia. Dengan memanfaatkan gambaran Tuhan yang maha berkuasa dalam segala hal
ayat-ayat itu digunakan untuk menggugah Tuhan memenuhi janjiNya. Pada kondisi
seperti itu ayat-ayat Al-Quran atau kitab samawi yang lain sering digunakan
sebagai perantara manusia dengan Tuhan. Bahkan Asma-asma Tuhan sering digunakan
para ahli bidang ini untuk meminta sesuai dengan kebutuhan.
Pengertian yang dapat diambil adalah bahwa
do’a dan wirid yang dapat menjembatani manusia dengan kebutuhannya dan Tuhan
yang memiliki apa yang dibutuhkan itu. Para ahli hikmah telah mengembangkan
teknik membuat wirid dan do’a untuk keperluan seperti itu. Teknik itu
dikembangkan dalam apa yang disebut asrar al-huruf dan asrar al-asma.
Dalam pandangan mereka huruf-huruf itu
memiliki khadam dan kekuatan yang berbeda. Bahkan karakter huruf-huruf itun pun
berbeda satu sama lainnya. Ada huruf yang berkarakter al-maiyah ( air
) seperti huruf dal, ha, lam, ‘ain, ra, kha, dan ghain.
Yang memiliki huruf al-hawaiyah ( udara ) seperti jim, zaay,
kaf. Karakter al-thurabiyah ( tanah ) seperti huruf ba,
waw. Karakter al-nariyah ( api ) seperti alif, tha, mim,
dan fa.
Jika seseorang dapata atau sanggup
mempraktikan wirid atau do’a sesuai dengan rumusan maka kekuatan ilahiyah (
khadam atau malaikat ) akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Cara yang kedua ialah memindahkan jiwa-jiwa
ilahiyah atau khadam yang ada dalam asma-asma Allah. Cara inilah yang disebut
wafaq atau isim. Wafaq atau isim harus ditulis dengan menggunakan tinta
tertentu, pada kondisi tertentu dan ditulis pada suatu benda tertentu seperti
kulit ari kijang, kulit harimau atau pada logam. Dalam pandangan ulama hikmah,
waktu memiliki karakter dan potensi. Waktu yang 24 jam terbagi oleh tujuh
kekuatan yang disimbolkan oleh bintang ( zodiak ) : atharid, zuhal,
marikh, musytari, qamar, syams, dan zuhrah.
·
Cara Kerja Mistik Hitam
Cara
kerja mistik magis hitam telah digambarkan oleh ibnu khaldun sebagai berikut.
Kita telah melihat dengan mata kepala sendiri cara seorang tukang sihir membuat
gambar korbannya. Digambarkan dalam bentuk yang ia inginkan, ia rencanakan
untuk membuat orang tersebut mengadopsi, baik dalam bentuk simbol-simbol,
nama-nama, atau atribut-atribut. Lalu ia baca mantra bagi gambar yang
diletakannya sebagai ganti orang yang dituju, secara kongkret dan simbolik.
Selama mengulang-ulang kata-kata buruk itu, ia mengumpulkan air ludah
dimulutnya lalu menyemburkan nya pada gambar itu. Lalu ia ikatkan buhul pada
simbol menurut sasaran yang telah disiapkan tadi. Ia menganggap ikatan buhul
itu memiliki kekuatan dan efektif dalam praktik sihir.
Ia
meminta jin kafir untuk berpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar
korban dan nama buruk itu memiliki roh jahat. Roh itu dari tukang sihir dengan
tiupannya melekat pada air ludah yang disemburkannya ke luar. Ia memunculkan
lebih banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tadi
benar-benar terjadi.
D. BEBERAPA CONTOH
PENGETAHUAN MISTIK
·
Mukayafah
Mukasyafah adalah salah satu tangga menuju
pengetahuan tentang dan dalam Tuhan, suatu pengetahuan hakikiyah. Mukasyafah
adalah upaya penyingkapan hijab-hijab yang menutupi diri. Secara esensial
penyingkapan adalah penghancuran tirai yang menutup objek dengan jalan rohani.
Tabir dalam rohani terbagi kedalam dua jenis, yaitu tirai penutup ( hijab
ar-rayni ) yang tidak mungkin disingkap dan kedua ( hijab i ghayni ) yang dapat
dicampakan.
Sistem
pengetahuan mukasyafah berpijak pada asumsi bahwa Tuhan memancarkan
pengetahuanNya itu tidak dapat dipahami oleh indera ataupun rasio. Pengetahuan
yang dipancarkanNya itu hanya dapat dipahami oleh potensi spiritual kita.
Indera dan akal rasional itu tidak hanya tidak mampu memahaminya, bahkan juga
menjadi penghalang tatkala potensi spiritual kita berusaha menangkap
pengetahuan itu.
Pengetahuan
mukasyafah terkait dengan situasi batin tertentu maka epistimologinya akan
bersifat psikologis, yaitu mengusahakan agar potensi spiritual atau batin itu
sanggup membuka diri dan menangkap pengetahuan Tuhan tersebut.
·
Ilmu Laduni
Ilmu laduni adalah ilmu bathiniyah yang
bukan merupakan hasil pemikiran, ilmu laduni adalah ilmu yang diterima
langsung melalui ilham, iluminasi, atau inspirasi dari sisi Tuhan ( Ensiklopedi
Islam, 3: 90 )
Adanya ilmu laduni dibenarkan oleh Al-quran
seperti disebut dalam surat Al-Kahfi ayat 65. Dari ayat tersebut dapat
diketahui bahwa ilmu laduni diberikan kepada Nabi, dalam hal ini Nabi Khidir.
Namun sekalipun demikian ilmu laduni dapat juga dimiliki oleh seorang nabi dan
Rasul dengan syarat orang itu.
Adapun
kegunaan ilmu laduni ialah sebagai berikut:
o
Agar dapat memahami ilmu dengan tepat
o
Dapat mengetahui tingkatan ilmu seseorang
o
Mengetahui karakter seseorang.
·
Sa’efi
Dari segi terminologi saefi adalah nama ilmu
yang terdiri dari rentetan bacaan menurut bilangan dan waktu tertentu yang
disandarkan pada Allah. Dari segi substansi saefi adalah doa yang dibaca terus
menerus atau berulang-ulang menurut bilangan dan waktu tertentu.
Cara memperoleh pengetahuan saefi sangat beragam, umumnya diperoleh
melalui puasa atau hanya dengan melakukan wirid saja dengan bilangan tertentu,
atau tidak memakan makanan yang bernyawa, tidak bersebadan. Umumnya saefi
diperoleh dengan banyak dzikrullah dan menjauhi maksiat.
Ada beberapa
macam jenis saefi yaitu
ü
saefi dzulfaqar,
ü
saefi mughni,
ü
saefi umum,
ü
saefi antazaman.
·
Jang-Jawokan
Jangjawokan adalah semacam ucapan untuk
tujuan magis tertentu. Isi kalimatnya mirip mantra dan biasanya disusun dalam
bentuk syair. Bacaannya diajarkan oleh gurunya dari mulut ke telinga (secara
lisan), syarat-syaratnya seperti puasa wedal, puasa tiga hari berturut-turut,
puasa mutih, kadang tapa, dll. Jika telah dibekali dengan bacaan jangjawokan
akan ada pantangan yang tidak boleh dilanggar.
Pengetahuan ini tidak boleh diberikan kepada
siapapun kecuali bila ia telah menyatakan ingin berguru. Jangjawokan merupakan
tradisi mistis yang berlaku di daerah tertentu. Sandaran yang dipakai
bermacam-macam, kadang ke Allah kadang ke dewa atau jin.
Komentar
Posting Komentar